السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

,,,"Salam Sukses",,,

Sabtu, 23 April 2011

CINTA KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA


“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah. Dan jika orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan Allah amat berat siksaan-Nya.” (Al-Baqarah : 165)
Salah satu pembuktian iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah cinta kepada-Nya melebihi cinta kepada siapapun juga, bahkan kecintaan kepada dirinya sendiri. Begitulah memang seharusnya sikap yang dimiliki orang-orang yang beriman.
Pada masa Rasulullah saw, banyak sekali contoh yang diperlihatkan oleh para sahabat tentang kecintaan mereka yang lebih tinggi kepada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya. Di antara contoh itu adalah terjadi pada diri seorang sahabat yang bernama Jabir. Secara fisik kata orang dia tidak ganteng, dan secara ekonomi dia miskin. Ketika Rasul menawarkannya untuk menikah, dia menyatakan kesedihan meskipunsemula dia tidak yakin akan adanya wanita yang mau menikah kepadanya dan tidak yakin juga ada orang tua yang mau menikahkan putrinya kepadanya. Dan ternyata, Rasul mempertemukan dirinya dengan seorang wanita yang tidak hanya solehah, tapi juga cantik, kaya dan keturunan bangsawan. Akan tetapi, beberapa hari sesudah pernikahan, ketika dating panggilan jihad, maka dia tidak segan-segan mendaftar kepada Rasul untuk menjadi pasukan perang lalu dia betul-betul berangkat kemedan jihad hingga dia mati syahid.
Inilah memang contoh orang yang mencintai Allah, Rasul dan jihad dijalan Allh melebihi cinta pada apapun dan siapapun sebagaimana yang Allah kehendaki di dalam firman-Nya dalam surat at-taubah ayat 24 yang intinya bahwa ”Katakanlah jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang fasiq.”
Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana cinta kepada yang lain, sama sekali tidak cukup kalau hanya dikatakan, tetapi juga harus dibuktikan dalam sikap dan perilaku. Itu sebabnya, ada cirri-ciri yang mesti ada pada orang yang memiliki rasa cinta, termasuk kepada Allah dan Rasul-Nya. Ciri-ciri cinta itu antara lain :
1.      Selalu ingat atau tidak pernah lupa dengan yang dicintainya. Kalau kita cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kita pun selalu ingat kepada-Nya bahkan selalu menyebut nama-Nya. Di dalam istilah islam hal ini disebut dengan dzikir yang memang harus dilakukan dengan sebanyak-banyaknya. Allah berfirman dalam surat al-ahzab ayat 45-46: Hai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.
Dengan selalu ingat kepada Allah dan Rasul-Nya, seorang muslim tidak akan menyimpang dari jalan Allah sebagaimana yang telah digariskan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
2.      Ciri orang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya adalah rindu. Cinta memang bisa membuat orang rindu kepada orang yang dicintainya. Orang yang cinta kepada Allah tentu menjadi rindu kepada-Nya, sementara rindu membuat orang ingin bertemu dan bila sudah bertemu maka pertemuan itu akan terasa sangat mesra yang membuatnya tidak ingin cepat berpisah. Ini berarti bila seorang muslim betul-betul cinta kepada Allah, maka saat perjumpaan dengan-Nya merupakan perjumpaan yang mesra yang membuatnya tidak ingin cepat berpisah. Dan shalat merupakan salah satu bentuk pertemuan dengan Allah SWT. Itu berarti, maka orang yang cinta biasanya shalatnya dikerjakan dengan khusu’ dan tidak ingin cepat selesai. Smentara untuk melepas kerinduan bisa juga dilakukan dengan membaca surat-surat cinta dan dalam hubungan kepada Allah dan Rasul-Nya, al-Qur’an dan hadits merupakan surat cinta yang sangat mengasikkan untuk selalu dibaca dengan penuh penghayatan lalu diamalkan pesan-pesan yang terdapat didalamnya hingga kita memperoleh jalan yang lurus. Allah berfirman dalam surat al-isra’ ayat 9 :”sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan member khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
3.      Ciri orang yang cinta adalah rela berkorban untuk orang yang dicintai. Begitu pula cinta denga Allah dan Rasul-Nya, tiada cinta tanpa pengorbanan. Ajaran yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya harus ditegakkan dan untuk menegakkannya tentu saja harus dengan pengorbanan. Tidak hanya pengorbanan harta, tapi juga pengorbanan jiwa dan segala potensi yang dimiliki. Itulah yang memang harus dialkukan bila kita ingin meraih surge dan terhindar dari azab neraka. Allah berfirman dalam surat ash-shaff ayat 10-11: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
4.      Ciri orang yang cinta adalah selalu menyesuaikan diri dengan kehendak orang yang dicintanya, maka orang yang cinta umumnya selalu menuruti keinginan orang yang dicintainya, bila tidak maka kesungguhan masih perlu dipertanyakan. Demikian pula dengan cinta kepada Allah, orang yang cinta kepada Allah tentu saja harus menyesuaikan diri dengan kehendak Allah, ini berarti apapun yang Allah perintahkan harus dilaksanakan dengan semangat ketaatan yang tiada terkira. Allah berfirman dalam surat an-nur ayat 51: “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan “kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Selanjutnya untuk bisa menyesuaikan dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya, maka setiap kita dituntut untuk meneladani atau mengikuti Rasulullah saw dalam kehidupan ini. Allah berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 31: “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”
5.      Ciri orang yang cinta adalah adanya perasaan cemburu sehingga apabila yang dicintai itu diganggu orang, maka dia siap melakukan pembelaan. Ini berarti apabila kita cinta kepada Allah dan Rasul-Nya juga demikian dan apabila ajaran atau agama islam yang diturunkan kepada rasul-Nya diganggu, dilecehkan, dan dihina oleh manusia, maka kita siap melakukan pembelaan.
Kemungkinan adanya orang yang selalu menunjukkan ketidaksukaan mereka kepada Islam dan umat islam, memang sudah dikemukakan Allah di dalam al-Qur’an diantaranya dalah terdapat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 217: “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah: “berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) nasjidil haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) disisi Allah”(jika kita ikuti pendapat Ar-Razy, maka terjemah ayat diatas adalah sebagai berikut: Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) masjidil haram. Tetapi mengusir penduduknya dari masjidil haram (mekah) lebih besar lagi (dosanya) disisi Allah.” Pendapat ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir nabi dan sahabat-sahabatnya dari masjidil haram sama dengan menumpas agama islam. Dan berbuat fitnah (fitnah disini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas islam dan muslimin) lebih besar dosanya dari pada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agamamu kepada kekafiran, seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.

Kesimpulannya bahwa, Allah telah menanamkan rasa cinta kedalam hati setiap manusia. Kecintaan kita kepada siapapun dan apapun juga tidak dilarang selam dalam kerangka kebenaran. Itupun tidak boleh melebihi kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar