السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

,,,"Salam Sukses",,,

Minggu, 19 Juni 2011

SHALAT TAHAJJUD

Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas isya sampai menjelang subuh.
Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.
A. Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud
  1. Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
  2. Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
  3. Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh.
B. Niat shalat tahajud:

Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah”

C. Doa yang dibaca setelah shalat tahajud:

Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar.

Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”

Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa:

Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati walardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu nuurus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal haqqu wa wa’dukal-haqqu wa liqaa’uka haqqun wa qauluka haqqun wal-jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, waass’atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu antal muqaddimu wa antal mu’akhiru la ilaaha illa anta aula ilaaha gairuka wa laa haula quwwata illa billah.

Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta beserta segala isinya. Bagi-Mulah segala puji, pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engakaulah yang haq, dan janji-Mu adalah benar, dan surga adalah haq, dan neraka adalah haq, dan nabi-nabi itu adalah haq, dan Nabi Muhammad adalah benar, dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah kami berserah diri (bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali, dan kepada-Mulah kami rindu, dan kepada engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan sebelumnya, baik yang kami sembunyikan maupun yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan ynag terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul alamin. Tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan Allah.”

D. Setelah itu, perbanyaklah membaca istigfar sebagai berikut:

Astagfirullaahal azhim wa atuubu ilaiih

Artinya: “Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya”

E. Keutamaan Shalat Tahajud

Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

“Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan selamat.” (HR Tirmidzi)

Bersabda Nabi Muhammad saw:

“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim)

Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:

Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji. (QS Al-Isra: 79)

Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR Muslim dan Ahmad)

 “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR Ahmad)

F. Kiat Mudah Shalat Malam/Qiyamullail

Agar kita diberi kemudahan bangun malam untuk melakukan shalat malam, cobalah tips-tips berikut ini:

  1. Aturlah aktivitas di siang hari agar malamnya Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat Anda tidur terlalu lelap.
  2. Makan malam jangan kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm sebelum tidur.
  3. Hindari maksiat, sebab menurut pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”
  4. Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita termotivasi untuk melaksanakannya.
  5. Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
  6. Baik juga jika janjian dengan beberapa teman untuk saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone.
  7. Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program tahajud bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
  8. Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.

Sabtu, 18 Juni 2011

JUPRIADI BERSAMA KITA BISA: Hikmah Berpuasa

JUPRIADI BERSAMA KITA BISA: Hikmah Berpuasa: "Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam (qath’i) dalam Kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk taqarru..."

Hikmah Berpuasa

Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam (qath’i) dalam Kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk taqarrub kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan juga menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman ALLAH (yang artinya) : “Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu’, dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yan berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar” [A-Ahzab : 35]

Dan firman ALLAH (yang artinya) : “Dan kalau kalian puasa, itu lebih baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya” [Al-Baqarah : 184].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam hadits yang shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka. Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mengkhususkan satu pintu surga untuk orang yang puasa. Puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang besar, keutamaan yang agung ; dijelaskan secara rinci dalam hadits-hadits shahih berikut ini, dijelaskan dengan penjelasan yang sempurna.

A. Keutamaan Bulan Ramadhan
1. Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al-Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih  sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al-Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah [2] : 185)
Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan,”(Dalam ayat ini) Allah ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ‘alaihimus salam.” (Tafsirul Qur’anil Adzim, I/501, Darut Thoybah)

2. Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Muslim)
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan,”Pintu-pintu surga dibuka pada bulan ini karena banyaknya amal saleh dikerjakan sekaligus untuk memotivasi umat islam untuk melakukan kebaikan. Pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya maksiat yang dilakukan oleh orang yang beriman. Setan-setan diikat kemudian dibelenggu, tidak dibiarkan lepas seperti di bulan selain Ramadhan.” (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 4, Wazarotul Suunil Islamiyyah)

3. Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan
Pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah -yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ – وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ – لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr [97] : 1-3)
Dan Allah ta’ala juga berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3)
Ibnu Abbas, Qotadah dan  Mujahid mengatakan bahwa malam yang diberkahi tersebut adalah malam lailatul qadar. (Lihat Ruhul Ma’ani, 18/423, Syihabuddin Al Alusi)

4. Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Doa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar sebagaimana dalam Mujma’ul Zawaid dan Al Haytsami mengatakan periwayatnya tsiqoh/terpercaya. Lihat Jami’ul Ahadits, Imam Suyuthi)

B. Keutamaan Puasa
1. Puasa adalah Perisai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’)

2. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pahala yang Tak Terhingga

3. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Dua Kebahagiaan 

4. Bau Mulut Orang yang Bepuasa Lebih Harum di Hadapan Allah daripada Bau Misik/Kasturi
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ . وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ . وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ ، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ ، وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“Allah berfirman,’Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor, jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencaci dan mengajak berkelahi maka katakanlah,’Saya sedang berpuasa’. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau misk/kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, ketika berbuka mereka bergembira dengan bukanya dan ketika bertemu Allah mereka bergembira karena puasanya’. “ (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Puasa akan Memberikan Syafaat bagi Orang yang Menjalankannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Puasa akan berkata,’Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya’. Dan Al-Qur’an pula berkata,’Saya telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya.’ Beliau bersabda, ‘Maka syafaat keduanya diperkenankan.’” (HR. Ahmad, Hakim, Thabrani, periwayatnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Al Haytsami dalam Mujma’ul Zawaid)

6. Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pengampunan Dosa
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Bagi Orang yang Berpuasa akan Disediakan Ar Rayyan
Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama  Ar-Royyaan. Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga pembahasan di atas dapat mendorong kita agar lebih bersemangat untuk mendapatkan keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan dengan cara menghiasi hari-hari di bulan yang penuh berkah tersebut dengan amal saleh yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya yang mulia.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

JUPRIADI BERSAMA KITA BISA: CINTA KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA

JUPRIADI BERSAMA KITA BISA: CINTA KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA: "“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai A..."

Sabtu, 23 April 2011

CINTA KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA


“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah. Dan jika orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan Allah amat berat siksaan-Nya.” (Al-Baqarah : 165)
Salah satu pembuktian iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah cinta kepada-Nya melebihi cinta kepada siapapun juga, bahkan kecintaan kepada dirinya sendiri. Begitulah memang seharusnya sikap yang dimiliki orang-orang yang beriman.
Pada masa Rasulullah saw, banyak sekali contoh yang diperlihatkan oleh para sahabat tentang kecintaan mereka yang lebih tinggi kepada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya. Di antara contoh itu adalah terjadi pada diri seorang sahabat yang bernama Jabir. Secara fisik kata orang dia tidak ganteng, dan secara ekonomi dia miskin. Ketika Rasul menawarkannya untuk menikah, dia menyatakan kesedihan meskipunsemula dia tidak yakin akan adanya wanita yang mau menikah kepadanya dan tidak yakin juga ada orang tua yang mau menikahkan putrinya kepadanya. Dan ternyata, Rasul mempertemukan dirinya dengan seorang wanita yang tidak hanya solehah, tapi juga cantik, kaya dan keturunan bangsawan. Akan tetapi, beberapa hari sesudah pernikahan, ketika dating panggilan jihad, maka dia tidak segan-segan mendaftar kepada Rasul untuk menjadi pasukan perang lalu dia betul-betul berangkat kemedan jihad hingga dia mati syahid.
Inilah memang contoh orang yang mencintai Allah, Rasul dan jihad dijalan Allh melebihi cinta pada apapun dan siapapun sebagaimana yang Allah kehendaki di dalam firman-Nya dalam surat at-taubah ayat 24 yang intinya bahwa ”Katakanlah jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang fasiq.”
Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana cinta kepada yang lain, sama sekali tidak cukup kalau hanya dikatakan, tetapi juga harus dibuktikan dalam sikap dan perilaku. Itu sebabnya, ada cirri-ciri yang mesti ada pada orang yang memiliki rasa cinta, termasuk kepada Allah dan Rasul-Nya. Ciri-ciri cinta itu antara lain :
1.      Selalu ingat atau tidak pernah lupa dengan yang dicintainya. Kalau kita cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kita pun selalu ingat kepada-Nya bahkan selalu menyebut nama-Nya. Di dalam istilah islam hal ini disebut dengan dzikir yang memang harus dilakukan dengan sebanyak-banyaknya. Allah berfirman dalam surat al-ahzab ayat 45-46: Hai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.
Dengan selalu ingat kepada Allah dan Rasul-Nya, seorang muslim tidak akan menyimpang dari jalan Allah sebagaimana yang telah digariskan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
2.      Ciri orang yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya adalah rindu. Cinta memang bisa membuat orang rindu kepada orang yang dicintainya. Orang yang cinta kepada Allah tentu menjadi rindu kepada-Nya, sementara rindu membuat orang ingin bertemu dan bila sudah bertemu maka pertemuan itu akan terasa sangat mesra yang membuatnya tidak ingin cepat berpisah. Ini berarti bila seorang muslim betul-betul cinta kepada Allah, maka saat perjumpaan dengan-Nya merupakan perjumpaan yang mesra yang membuatnya tidak ingin cepat berpisah. Dan shalat merupakan salah satu bentuk pertemuan dengan Allah SWT. Itu berarti, maka orang yang cinta biasanya shalatnya dikerjakan dengan khusu’ dan tidak ingin cepat selesai. Smentara untuk melepas kerinduan bisa juga dilakukan dengan membaca surat-surat cinta dan dalam hubungan kepada Allah dan Rasul-Nya, al-Qur’an dan hadits merupakan surat cinta yang sangat mengasikkan untuk selalu dibaca dengan penuh penghayatan lalu diamalkan pesan-pesan yang terdapat didalamnya hingga kita memperoleh jalan yang lurus. Allah berfirman dalam surat al-isra’ ayat 9 :”sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan member khabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
3.      Ciri orang yang cinta adalah rela berkorban untuk orang yang dicintai. Begitu pula cinta denga Allah dan Rasul-Nya, tiada cinta tanpa pengorbanan. Ajaran yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya harus ditegakkan dan untuk menegakkannya tentu saja harus dengan pengorbanan. Tidak hanya pengorbanan harta, tapi juga pengorbanan jiwa dan segala potensi yang dimiliki. Itulah yang memang harus dialkukan bila kita ingin meraih surge dan terhindar dari azab neraka. Allah berfirman dalam surat ash-shaff ayat 10-11: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
4.      Ciri orang yang cinta adalah selalu menyesuaikan diri dengan kehendak orang yang dicintanya, maka orang yang cinta umumnya selalu menuruti keinginan orang yang dicintainya, bila tidak maka kesungguhan masih perlu dipertanyakan. Demikian pula dengan cinta kepada Allah, orang yang cinta kepada Allah tentu saja harus menyesuaikan diri dengan kehendak Allah, ini berarti apapun yang Allah perintahkan harus dilaksanakan dengan semangat ketaatan yang tiada terkira. Allah berfirman dalam surat an-nur ayat 51: “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan “kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Selanjutnya untuk bisa menyesuaikan dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya, maka setiap kita dituntut untuk meneladani atau mengikuti Rasulullah saw dalam kehidupan ini. Allah berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 31: “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”
5.      Ciri orang yang cinta adalah adanya perasaan cemburu sehingga apabila yang dicintai itu diganggu orang, maka dia siap melakukan pembelaan. Ini berarti apabila kita cinta kepada Allah dan Rasul-Nya juga demikian dan apabila ajaran atau agama islam yang diturunkan kepada rasul-Nya diganggu, dilecehkan, dan dihina oleh manusia, maka kita siap melakukan pembelaan.
Kemungkinan adanya orang yang selalu menunjukkan ketidaksukaan mereka kepada Islam dan umat islam, memang sudah dikemukakan Allah di dalam al-Qur’an diantaranya dalah terdapat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 217: “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah: “berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) nasjidil haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) disisi Allah”(jika kita ikuti pendapat Ar-Razy, maka terjemah ayat diatas adalah sebagai berikut: Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) masjidil haram. Tetapi mengusir penduduknya dari masjidil haram (mekah) lebih besar lagi (dosanya) disisi Allah.” Pendapat ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir nabi dan sahabat-sahabatnya dari masjidil haram sama dengan menumpas agama islam. Dan berbuat fitnah (fitnah disini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas islam dan muslimin) lebih besar dosanya dari pada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agamamu kepada kekafiran, seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.

Kesimpulannya bahwa, Allah telah menanamkan rasa cinta kedalam hati setiap manusia. Kecintaan kita kepada siapapun dan apapun juga tidak dilarang selam dalam kerangka kebenaran. Itupun tidak boleh melebihi kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.




Ilmu Kalam : Aliran Khawarij

A.    Latar Belakang Kemunculan Aliran Khawarij
Secara etimologis kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu خرج  yang berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Adapun yang diamksud khawarij menurut terminology adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Tholib yang keluar meninggalakn barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan khalifah Ali yang menerima albitrase (tahkim), dalam Perang Shiffin pada tahun 37H/648M, dengan kelompok bughat (pemberontak) Mu’awiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khalifah.[1]
Kelompok khawarij pada mulanya memandang khalifah Ali dan pasukannya berada di pihak yang benar karena Ali merupakan khalifah sah yang telah dibai’at oleh mayoritas umat islam, sementara Mu’awiyah berada di pihak yang salah karena menentang dan mberontak khalifah yang sah. Khawarij ini muncul setelah perang Shiffin antara pasukan Ali dengan pasukan Mu’awiyah. Peperangan ini diakhiri dengan gencatan senjata, untuk mengadakan perundingan damai antara kedua belah pihak. Golongan khawarij adalah pengikut Ali yang tidak setuju dengan perundingan tersebut. Mereka memisahkan dari pihak Ali, dan jadilah penentang Ali dan Mu’awiyah. Mereka mengatakan Ali tidak konsekuwen dalam membela kebenaran.
Selain itu, mereka menanamkan dirinya kaum Khawarij dengan arti orang-orang yang keluar pergi perang untuk menegakan kebenaran. Kaum Khawarij juga kadang-kadang menamakan diri mereka “Kaum Syurah” artinya kaum yang mengorbankan dirinya untuk kepentingan kerodhoan Allah.[2]
B.     Doktrin-Doktrin Pokok Khawarij
Diantara doktrin-doktrin pokok Khawarij adalah sebagai berikut ini.[3]
1.      Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam.
2.      Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak untuk menjadi khalifah apabila memeneuhi syarat.
3.      Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syari’at islam. Ia harus dijatuhkan ataupun dibunuh kalau melakukan kezaliman.
4.      Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, Utsman) adalah sah. Tetapi setelah tahun ketujuh kekhalifhannya, Utsman ra dianggap telah menyeleweng.
5.      Khalifah Ali adalah sah. Tetapi setelah terjadi albitrase (tahkim), ia dianggap menyeleweng.
6.      Mu’awiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Asy’ari juga dianggap menyeleweng dan sudah menjadi kafir.
7.      Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga kafir.
8.      Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh. Yang sangat anarkis lagi, mereka menganggap bahwa seorang muslin dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia harus menanggung beban ia harus dilenyapkan pula.
9.      Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena dalam dar-al-harb (Negara musuh), sedangkan mereka sendiri hidup dalam dar al-Islam (Negara Islam).
10.  Seorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
11.  Adanya wa’ad dan wa’id (orang baik harus masuk surga, sedangkan orang jahat harus masuk neraka).
12.  Amar ma’ruf nahi munkar.
13.  Memalingkan ayat-ayat al-Qur’an yang tampak mutasabihat (samar).
14.  Qur’an adalah makhluk.
15.  Manusia bebas memutuskan perbuatannya yang bukan dari Tuhan.
Bila diananlisis secara mendalam, doktrin yang dikembangkan oleh khawarij dapat dikategorikan dalam tiga kategori utama; politik, teologi, dan social. Dari poin 1 sampai dengan poin 7 diketegorikan sebagai doktrin politik sebab membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kenegaraan, khususnya tentang kepala Negara (khalifah).
Khawarij dapat dikatakan sebagai sebuah partai politik. Politik ternyata merupakan doktrin sentral Khawarij yang timbul sebagai reaksi terhadap keberadaan Muawiyah yang secara teoritis tidak pantas memimpin sebuah Negara Islam, karena ia seorang tulaqa. Kebencian ini bertambah dengan kenyataan bahwa keislaman Muawiyah belum lama.
Sedangkan doktrin teologi atau pemikiran kalam Khawarij pada dasarnya merupakan imbas langsung dari doktrin sentralnya, yaitu doktrin politik. Radikalitas itu sangat dipengaruhi oleh sisi budaya mereka yang juga radikal serta asal usul mereka yang berasal dari suku Baduwi dan pengembara padang pasir tandus. Hal ini menyebabkan watak dan pola pikir mereka menjadi keras,  berani, tidak bergantung pada orang lain, dan bebas.
Adapun poin-poin berikutnya yakni dari poin 10 sampai 15, dapat dikategorikan sabagai doktrin teologi social. Doktrin ini memperlihatkan kesalehan asli kelompok Khawarij sehingga sebagian pengamat menganggap doktrin ini lebih mirip dengan aliran Mu’tazilah, meskipun kebeneran adanya doktrin ini dalm wacan kelompok Khawarij patut dikaji lebih mendalam.
C.    Perkembangan Khawarij
Khawarij telah menjadikan imamah-khilafah (politik) sebagai doktrin sentral yang memicu timbulnya doktrin-doktrin teologis lainnya. Radikalitas yang melekat pada watak dan perbuatan kelompok Khawarij menyebabkan mereka sangat rentan pada perpecahan, baik secara internal kaum Khawarij sendiri, maupu secara eksternal dengan sesame kelompok Islam lainnya.para pengamat berbeda pendapat tentang jumlah sekte yang terbentuk akibat perpecahan yag terjadi dalm tubuh Khawarij. Al-Bagdadi mengatakan bahwa sekte ini telah terpecah menjadi 18 subsekte. Adapun, Al-Asfarayani mengatkan sekte ini telah pecah menjadi 22 subsekte. [4]
Namun, terlepas dari semua pendapat tersebut, para pengamat tersebut sepakat bahwa subsekte Khawarij yang besar terdiri dari beberapa macam saja, yaitu;[5]
1.        Al-Muhakkimah
Sekte ini adalah golongan Khawaruj asli dari pengikut Ali. Bagi mereka, Ali, Mu’awiyah, kedua orang yang menjadi pengantara ‘Amr bin Ash dan Abu Musa Al-Asy’ari dan semua orang yang menyetujui albitrase bersalah dan menjadi kafir. Selanjtnya, hokum kafir ini mereka luaskan artinya sehingga termasuk kedalamnya setiap orang yang melakukan dosa besar. Berbuat zina dan membunuh dipandang sebagi dosa besar. Maka, perbuatan zina dan membunuh membuat seorang keluar dari islam dan menjadi kafir.
2.        Al-Azriqah
Subsekte ini sikapnya lebih radikal dari al-Muhakkimah. Mereka tidak lagi memakai term kafir, tetapi term musyrik atau polytheist. Dan dalam islam, musyrik dan polutheist merupakan dosa yang terbesar, lebih besar dari kufur.
Selanjutnya, yang dipandang musyrik adalah semua orang Islam yang tidak sefaham dengan mereka. Bahkan yang sefahampun apabila tidak mau berhijrah ke lingkungan Al-Azriqah juga dianggap musyrik. Menurut mereka, hanya merekalah yang sebenarnya orang Islam. Orang Islam di luar lingkungan mereka adalah orang musyrik  yang harus diperangi.
Anak-anak diluar golongan mereka, dihukumkan musyrik dan kekal di dalam neraka. Mereka boleh membunuh anak-anak dan isteri-isteri yang bukan Azariqah.  
3.        An-Nadjat
Subsekte ini berlainan dengan dua golongan diatas, mereka berpendapat bahwa orang yang berdoasa besar menjadi kafir dan kekal di dalam neraka hanyalah orang Islam yang tak sefaham dengan mereka,. Adapun pengikutnya jika mengerjakan dosa besar, betul akn mendapat siksaan, tetapibuka musyrik, dan akan masuk ke dalam surge setelah mengalami siksaan. Dosa kecil bagi mereka akan menjadi dosa besar, kalau dikerjakan terus menerus dan yang mengerjakannya sendiri menjadi musyrik,
Dalam kalangan Khawarij, golongan ini kelihatanya yang pertama yang membawa faham Taqiah, yaitu merahasiakan dan tidak menyatakan keyakinan untuk keamanan diri seseorang. Taqiah, menurut pendapat mereka, bukan hanya dalam bentuk perkataan, tetapi juga dalm bentuk perbuatan. Jadi seseorang boleh mengucapkan kata-kata dan boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin menunjukan bahwa pada lahirnya ia bukan orang Islam, tetapi pada hakikatnya ia tetap menganut agama Islam.  
4.        Al-Ajaridah
Kaum Ajaridah bersikap lebih lunak, menurut mereka berhijrah bukan lah suatu kewajiban, tetapi hanya sebuah kebajikan. Jadi, pengikut Ajaridah boleh tinggal di luar daerah kekuasaan mereka dengfan tidak dianggap menjadi kafir,
Selanjutnya, kaum Ajaridah menganut faham puritanisme. Surah Yusuf dalam al-Qur’an membawa cerita cinta dan al-Qur’an. Sebagai kitab suci, kat mereka, tidak mungkin mengandung cerita cinta. Oleh karena itu, mereka tidak mengakui Surah Yusuf sebagai bagian dari al-Qur’an.
5.        Al-Abadiyah
Menurut mereka, haram memakan makanan Ahli Kitab. Mereka juga mewajibkan mengqadha puasa kepada orang yang bermimipi dalam keadan berpuasa waktu tidur siang hari di bulan ramadhan. Selain itu pula, mereka memperbolehkan tayamum walaupun ada air dan dapat memakai air. Semua yang menentang faham ini dihukumkan menjadi kafir.
6.        As-Syufriyah
Faham golongan ini hampir sama dengan faham golongan al-Azriqah dan oleh karena itu juga merupakan golongan yang ekstrim. Hanya saja da beberpa pendapat mereka yang sedikit berbeda dengan golongan lain seperti; orang Sufriyah yang tidak berhijrah tidak dipandang kafir, mereka tidak sependapat bahwa anak-anak kaum musyrik boleh dibunuh. Selanjutnya tidak semua mereka berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar menjadi musyrik. Selain itu, menurut mereka kufr itu ada dua yaitu kufr nikmat dan kufr atas Tuhan.
Lebih spesifik lagi, bagi mereka Taqiah hanya boleh dalam bentuk perkataan dan tidak dalam bentuk perbuatan. Tetapi sungguhpun demikian, wanita islam boleh menikah dengan laki-laki kafir di daerah yang bukan islam.
7.        Al-Ibadah
Golongan ini merupakan golongan yang paling moderat dari semua golongan Khawarij. Faham moderat mereka dapat dilihat dari ajaran-ajaran mereka seperti; orang islam yang tak sefaham dengan mereka bukanlah mukmin dan bukan lah musyrik, tetapi kafir. Dengan orang islam yang demikian boleh diadakan hubungan perkawinan dan hubungan warisan. Mengerjakan dosa besar tidak membuat orang keluar dari islam. Selanjutnya, yang boleh dirampas dalam perang hanyalah kuda dan senjata. Emas dan perak harus dikembalikan kepada orang yang empunya.
Semua aliran yang bersifat radikal pada perkembangan selanjutnya dikategorikan sebagai aliran Khawarij, selama di dalamnya ada indikasi doktrin yang identik dengan aliran ini. Berkenaan dengan persoalan ini. Harun Nasution mengidentifikasikan beberapa indikasi aliran yang dapat dikategorikan sebagai aliran Khawarij, yaitu sebagai berikut:[6]
1.        Mudah mengkafirkan orang yang tidak sefaham dengan golongan mereka walaupun orang itu adalah penganut Islam.
2.        Islam yang benar adalah islam yang mereka yakini dan amalkan, sedangkan Islam sebagaimana yang difahami dan diamalkan golongan lain adalah tidak benar.
3.        Orang-orang Islam yang tersesat perlu dibawa kembali ke Islam yang sebenarnya, seperti Islam yang seperti mereka fahami.
4.        Karena pemerintah dan ulam yang tidak sefaham dengan mereka adalah sesat, maka mereka memilih pemimpin imam dari dari golongan mereka sendiri, yakni imam dalam arti pemuka agama dan pelaksana pemerintahan.
5.        Mereka bersifat fanatic dalam faham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan membunuh untuk mencapi tujuan mereka.

[1] . Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. UI. Press. Hlm 11.
[2] . Sirajuddin Abbas, I’tikad Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Jalarta. Pustaka Tarbiyah. Hlm 155.
[3] . Abdul Rozak, Ilmu Kalam. Bandung. Pustaka Setia. Hlm 51-52.
[4] . Abdul Rozak, Ilmu Kalam. Pustaka Setia. Hlm. 54.
[5] . Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. UI Press. Halm 13-20.
[6]. Abdul Rozak. Op Cit. Hlm. 55-56